Berita  

“Putin Setujui Anggaran Pertahanan Rusia: Wawasan Baru”

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyetujui anggaran pertahanan yang mencapai rekor tertinggi, mengalokasikan sekitar sepertiga dari total pengeluaran pemerintah. Anggaran tersebut, yang dipublikasikan pada hari Minggu (1/12/2024), mencapai sekitar USD 126 miliar untuk pertahanan nasional, mengalami kenaikan sebesar USD 28 miliar dibandingkan dengan rekor sebelumnya.

Krisis di Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun telah menguras sumber daya kedua belah pihak, dilema ini menjadi konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Rusia berhasil memperoleh kemajuan di beberapa titik garis depan dan saat ini tengah berjuang melawan serangan balik di wilayah Kursk.

Ukraina, terdampar dalam kondisi terbatas secara material dan personel, telah menerima bantuan finansial besar dari sekutu-sekutu Barat. Sementara itu, Rusia memiliki sumber daya militer lebih banyak, namun semakin mengalami tekanan pada ekonomi dan penduduknya.

Peningkatan signifikan dalam pengeluaran militer Rusia dalam dua tahun terakhir menyebabkan ekonomi negara tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda overheating, dengan tingkat inflasi yang tinggi dan kekurangan tenaga kerja. Bank Sentral Rusia telah mengeluarkan langkah peningkatan suku bunga menjadi 21 persen pada bulan Oktober.

Meskipun Rusia memiliki kelebihan jumlah penduduk daripada Ukraina, mereka telah mengalami kerugian yang signifikan di medan perang. Upaya untuk merekrut pasukan baru juga semakin sulit, dengan ratusan ribu pria Rusia telah melarikan diri dari negara tersebut saat dilakukan mobilisasi parsial terakhir.

Korea Utara turut ambil bagian dengan mengirimkan pasukan untuk memberikan dukungan kepada Rusia di garis depan pertempuran. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melaporkan bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara berada di wilayah Kursk pada bulan November.

Senjata yang digunakan oleh Rusia juga dipercayai berasal dari Korea Utara, termasuk hampir sepertiga dari jumlah rudal balistik yang ditembakkan ke Ukraina. Meskipun tentara Korea Utara memberikan dukungan sementara bagi Rusia, kerugian material yang mereka alami dianggap sulit untuk dipulihkan.