Berita  

“Presiden AS Roosevelt Minta Kaisar Hirohito Cegah Serangan Pearl Harbor”

Pada 6 Desember 1941, Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt (FDR) mengirim pesan kepada Kaisar Hirohito, meminta agar kaisar turun tangan untuk mencegah kematian dan kehancuran lebih lanjut di dunia akibat armada Jepang yang dipercaya menuju Thailand. Menurut laporan intelijen, Angkatan Udara Australia melihat armada Jepang berpatroli di dekat pantai Malaya sebelum pilot Australia berhasil mengabarkan bahwa armada tersebut menuju Thailand sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh Jepang.

Di saat yang sama, Perdana Menteri Churchill dan para kepala stafnya di Inggris mulai mempertanyakan apakah Thailand hanya pengalihan isu. Intelijen Inggris berhasil mencegat kode Jepang “Raffles” sebagai peringatan kepada armada Jepang untuk waspada, namun belum mengetahui tujuannya. Operasi Matador yang dipersiapkan untuk meluncurkan Divisi India ke-11 ke Thailand dibatalkan pada menit-menit terakhir karena khawatir akan memancing serangan Jepang.

Keesokan paginya, 7 Desember, armada Jepang melancarkan serangan ke Pearl Harbor di Hawaii setelah Tokyo menerima laporan bahwa armada Pasifik AS akan berlabuh di pelabuhan tersebut. FDR, setelah mengirim telegram kepada Hirohito, mengetahui penolakan Jepang terhadap 10 poin proposal perdamaian Amerika serta diakhirinya sanksi ekonomi dan embargo minyak. Meskipun disarankan untuk melancarkan serangan pertama, FDR menolak dengan alasan bahwa Amerika adalah negara demokrasi yang mengutamakan perdamaian.