portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

“Mantan Striker Man City Terpilih Presiden Georgia: Harapan Uni Eropa Pupus?”

“Mantan Striker Man City Terpilih Presiden Georgia: Harapan Uni Eropa Pupus?”

Mantan pemain sepak bola Mikheil Kavelashvili terpilih menjadi presiden Georgia pada Sabtu, 14 Desember 2024. Kemenangan Kavelashvili dalam pemilu disambut dengan beragam tanggapan, di mana oposisi menganggapnya sebagai pukulan bagi prospek Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa serta berhasil bagi negara Rusia.

Kavelashvili, yang berusia 53 tahun, berhasil memenangkan pemilu dengan lancar berkat kendali Partai Georgian Dream terhadap electoral college yang terdiri dari 300 kursi, menggantikan sistem pemilihan langsung presiden sejak 2017. Meskipun Georgian Dream masih mengendalikan parlemen setelah pemilu pada 26 Oktober, hasil tersebut dituduh oposisi sebagai hasil manipulasi dengan bantuan Rusia.

Selama kampanye, Georgian Dream berkomitmen untuk terus memperjuangkan keanggotaan Georgia di Uni Eropa sambil berupaya untuk “mereset” hubungan dengan Rusia. Namun, skeptisisme muncul karena sejumlah langkah yang diambil oleh pemerintah, di antaranya undang-undang yang dianggap mirip dengan kebijakan Kremlin dalam hal pembatasan kebebasan berbicara dan hak LGBTQ+.

Salome Zourabichvili, presiden Georgia yang masih menjabat, bersikeras untuk terus memegang kendali hingga pemilihan presiden yang baru diadakan. Zourabichvili, yang berusia 72 tahun, memiliki latar belakang di Kementerian Luar Negeri Prancis sebelum menjabat sebagai menteri luar negeri Georgia pada 2004. Namun, posisi presiden saat ini sebagian besar bersifat simbolis setelah perubahan konstitusi, meskipun Zourabichvili tetap memainkan peran yang dianggap penting oleh banyak orang.

Situasi politik di Georgia semakin memanas setelah Georgian Dream menunda pembicaraan mengenai kerja sama dengan Uni Eropa, memicu gelombang protes di seluruh negara. Meskipun demikian, baik Kavelashvili maupun Zourabichvili bersikeras bahwa Georgia harus tetap berjuang melawan pengaruh Rusia dan memastikan suara serta masa depan negara tidak terpinggirkan oleh kepentingan luar.