Penjara Saydnaya, yang terletak di utara Damaskus, menjadi simbol dari pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh keluarga Assad, terutama sejak dimulainya perang saudara pada 2011. Organisasi Amnesty International menyebut penjara ini sebagai “rumah jagal manusia” karena kompleks penjara digunakan untuk eksekusi ilegal, penyiksaan, dan penghilangan paksa oleh Presiden Bashar al-Assad terhadap para oposisi.
Pada tahun 2024, pemberontak Suriah berhasil merebut Saydnaya setelah serangan kilat yang menggulingkan pemerintahan Assad. Mereka membebaskan ribuan narapidana yang ada di sana, beberapa di antaranya telah dipenjara sejak tahun 1980-an. Menurut Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang Penjara Saydnaya (ADMSP), lebih dari 4.000 orang berhasil dibebaskan oleh pemberontak.
Penjara Saydnaya dibangun pada 1980-an untuk menahan tahanan politik, namun seiring waktu, penjara ini berubah menjadi simbol kekejaman pemerintah Suriah terhadap rakyatnya. Amnesty International melaporkan ribuan eksekusi yang terjadi di sana sebagai bagian dari kebijakan pemusnahan massal. Amerika Serikat juga mengungkapkan adanya krematorium di dalam Saydnaya tempat ribuan tahanan dieksekusi.
Pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan bahwa sekitar 30.000 orang dipenjarakan di Saydnaya dan hanya sekitar 6.000 orang yang akhirnya dibebaskan. Kekejaman dan kejahatan rezim Assad di Penjara Saydnaya telah menjadi sorotan dunia yang mengecam tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oleh pemerintahan Suriah.
Penjara Saydnaya: Simbol Kekejaman rezim Assad
