PortalBeritaMerdeka.co adalah portal berita harian yang menyediakan pembaruan terkini dalam berbagai topik, termasuk kriminal, artis, tren, olahraga, geopolitik, Partai Gerindra, dan Prabowo Subianto

Reformasi Intelijen Indonesia: Menguatkan Struktur Pengawasan di DPR

Pentingnya Reformasi Intelijen Indonesia Menuju Keamanan Nasional yang Lebih Baik

Reformasi intelijen Indonesia saat ini menjadi topik utama dalam upaya menguatkan keamanan nasional dan menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Diskusi bertajuk Dinamika Reformasi Tata Kelola Intelijen Indonesia, yang diadakan oleh Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, membahas berbagai tantangan dan rekomendasi strategis untuk meningkatkan sistem intelijen di Indonesia.

Reformasi Intelijen Indonesia sangat penting dalam menjaga keamanan nasional dan menghadapi tantangan global. Melalui diskusi bersama, para akademisi, peneliti, dan praktisi menyoroti empat aspek terkait dengan Reformasi Intelijen Indonesia:

Penguatan fungsi intelijen untuk deteksi dini ancaman.

Perbaikan sistem rekrutmen dan penempatan personel.

Transformasi kultur intelijen agar lebih profesional.

Penguatan mekanisme pengawasan terhadap lembaga intelijen.

Reformasi Intelijen Indonesia merupakan langkah krusial untuk memperkuat keamanan nasional di era globalisasi. Dalam diskusi, Yudha Kurniawan, dosen Ilmu Politik Universitas Bakrie, menegaskan bahwa perlunya Reformasi Intelijen Indonesia secara menyeluruh untuk meningkatkan peran Badan Intelijen Negara (BIN). Dengan memperkuat peran ini, diharapkan intensitas operasional dan pengawasan dapat terjamin.

Rizal Darma Putra, Direktur Eksekutif LESPERSSI, menekankan pentingnya kemampuan intelijen dalam menghadapi tantangan dengan cepat dan tepat. Dalam konteks peralihan kekuasaan, model pendekatan berbasis ancaman (threat-based intelligence) diatur sebagai standar utama dalam kegiatan operasional BIN guna mencegah eskalasi ancaman.

Kritik yang muncul terhadap perekrutan dan budaya kerja di lembaga intelijen juga semakin menguat. Dalam Reformasi Intelijen Indonesia, sistem rekrutmen berbasis kompetensi dianggap krusial untuk meningkatkan efektivitas lembaga intelijen. Awani Yamora Masta, peneliti dari Center for International Relations Studies, menegaskan bahwa rekrutmen berdasarkan kompetensi teknis akan memastikan profesionalitas dan kualitas intelijen negara.

Aspek lain yang mendapat sorotan adalah kultur kerja intelijen yang tertutup. Penggunaan seragam oleh agen intelijen dan perubahan nomenklatur lulusan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) perlu dipertimbangkan dengan cermat demi menjaga kerahasiaan kerja. Rodon, narasumber dalam diskusi, menambahkan bahwa profesionalisme agen intelijen di negara lain umumnya terjaga dengan kerahasiaan yang lebih ketat.

Pengawasan yang lebih ketat juga menjadi penting dalam Reformasi Intelijen Indonesia. Muhamad Haripin dari BRIN mengajukan model oversight yang lebih efektif untuk mengawasi kinerja BIN dan memitigasi risiko penyalahgunaan kewenangan. Dengan mengendalikan ekspansi fungsi intelijen di berbagai institusi, diharapkan stabilitas politik dan sosial negara dapat terjaga.

Rekomendasi untuk meningkatkan Reformasi Intelijen Indonesia pun telah disusun untuk diterapkan segera. Meningkatkan kualitas dan efektivitas BIN, memperbaiki sistem rekrutmen, menjaga profesionalisme agen intelijen, dan menerapkan pengawasan yang tepat adalah langkah-langkah kunci yang harus diambil.

Sebagai bagian dari komitmen akademik, Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie akan terus menggelar diskusi dan penelitian guna mendukung Reformasi Intelijen Indonesia. Dengan kerja sama yang baik antara akademisi, praktisi, dan pemerintah, diharapkan sistem intelijen negara akan semakin kuat dan profesional dalam menjaga keamanan nasional.

Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: Tantangan, Dinamika, Dan Rekomendasi Kebijakan
Sumber: Diskusi Dinamika Reformasi Tata Kelola Intelijen Indonesia, Ini Rekomendasi Penting Yang Dihasilkan