PortalBeritaMerdeka.co adalah portal berita harian yang menyediakan pembaruan terkini dalam berbagai topik, termasuk kriminal, artis, tren, olahraga, geopolitik, Partai Gerindra, dan Prabowo Subianto

Hannah Schmitz: Dorong Inklusi Perempuan di Dunia F1

Hannah Schmitz, insinyur strategi utama untuk Red Bull Racing, merupakan salah satu wanita yang berada di pitwall selama akhir pekan balapan. Dalam perannya yang sarat tekanan, perhatian yang ia terima baru menambah tekanan tersebut. Meskipun begitu, Schmitz mengakui bahwa ia telah belajar menerima hal tersebut. Sebagai wanita berusia 39 tahun, Schmitz tumbuh dewasa tanpa panutan wanita senior di paddock F1. Namun kini, ia sendiri menjadi sosok yang dilihat dan dihormati. Schmitz bukanlah wanita yang berusaha menonjolkan jenis kelaminnya, tetapi karena keragaman dan inklusi masih perlu peningkatan dalam industri ini, pandangannya pun mulai berubah.

Schmitz, selain tugasnya di Red Bull Racing, juga menginisiasi berbagai program dan inisiatif untuk meningkatkan inklusi gender dalam perusahaan. Dengan jaringan inklusi gender yang ia pimpin, Schmitz mengajak rekan-rekan kerjanya untuk membahas masalah keragaman dan inklusi secara terbuka. Bukan hanya perempuan, melainkan para pria di perusahaan juga terlibat dalam upaya tersebut. Schmitz juga berperan dalam menginspirasi wanita di dunia F1 dengan mengadakan webinar pada Hari Perempuan Internasional. Lulusan Cambridge dengan gelar sarjana teknik mesin, Schmitz adalah contoh inspiratif bagi banyak wanita yang bermimpi berkarier di dunia balap.

Sebagai ibu dari dua anak kecil, Schmitz harus menyeimbangkan antara pekerjaan yang sarat tekanan dan tanggung jawab keluarga. Meskipun kotak masuk surelnya penuh dengan permintaan nasihat dari gadis muda yang ingin terjun ke dunia F1, Schmitz selalu berusaha merespons saat memiliki waktu. Ia menekankan pentingnya tidak menyerah pada kegagalan pertama serta melakukan usaha ekstra untuk meraih kesuksesan. Dengan sikap yang tegas dan kegigihan dalam pekerjaannya, Schmitz adalah contoh yang mendorong hadirnya lebih banyak wanita di F1 yang berbakat dan berpotensi.

Tumbuh tanpa panutan saat beranjak dewasa, Schmitz menemukan inspirasi ketika memulai keluarga, terutama dari Allyson Felix yang kembali berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 setelah melahirkan. Di Red Bull, kebijakan baru untuk orang tua memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi Schmitz dalam menyeimbangkan karier dan kehidupan keluarga. Dengan keberhasilan dan pengaruhnya, Schmitz adalah panutan nyata bagi banyak wanita yang bermimpi berkarier di dunia balap Formula 1.

Source link