Pada tahun 2023, Aston Martin berhasil meraih empat podium dan 102 poin setelah lima balapan, menunjukkan peningkatan yang signifikan di klasemen dan menduduki posisi kedua di grid setelah Red Bull. Namun, prestasi ini menurun drastis dalam setahun berikutnya, dengan hanya mencapai 40 poin setelah lima balapan, dan semakin menurun hingga berhenti di angka 10 pada tahun ini. Hal ini menunjukkan involusi yang terjadi pada tim Silverstone itu.
Aston Martin adalah tim yang sedang dalam proses pembangunan, dengan banyak insinyur baru yang bergabung dalam beberapa tahun terakhir. Diperlukan penyesuaian dan adaptasi untuk membuat semua elemen tim bergerak serempak. Meskipun demikian, tahun 2025 juga dipandang sebagai uji coba untuk masa depan tim tersebut.
Statistik yang mencemaskan menunjukkan bahwa Aston Martin adalah tim yang paling sedikit mengalami peningkatan dibandingkan musim sebelumnya, dengan hanya rata-rata 0,25 detik yang ditingkatkan dibandingkan dengan 2024. Hal ini menunjukkan adanya tantangan bagi tim Silverstone tersebut.
Masalah pokok dari kesulitan yang dihadapi Aston Martin terletak pada kurangnya peningkatan beban yang sesuai dengan rivalnya. Tim tersebut juga mengalami kesulitan dalam pengembangan mobil yang bermasalah. Sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan ini, Aston Martin berusaha untuk membuat mobil lebih mudah dikendarai dan melakukan pertemuan manajemen tim untuk merencanakan pengembangan di masa depan.
Ketika Aston Martin berjuang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di lintasan, upaya mereka didukung oleh fasilitas baru seperti terowongan angin yang membantu dalam pengembangan mobil 2025. Meskipun Adrian Newey, yang baru bergabung dengan tim, tidak terlibat secara langsung dalam pengembangan mobil, peran dan masukanannya dianggap penting dalam meningkatkan kinerja tim di masa mendatang. Dengan fokus pada pengembangan yang berkelanjutan, Aston Martin berharap dapat mencapai hasil yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang.