Riau memiliki luas lahan gambut sebesar 4,9 juta hektar, yang menyimpan salah satu cadangan karbon terbesar di Indonesia. Namun, provinsi ini mengalami deforestasi dan degradasi yang signifikan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa antara tahun 1990 hingga 2020, Riau kehilangan sekitar 2,8 juta hektar hutan akibat ekspansi pertanian, pembalakan liar, dan kebakaran hutan. Hal ini tidak hanya meningkatkan emisi karbon, tetapi juga berdampak pada kesehatan, ekonomi lokal, risiko bencana, mata pencaharian masyarakat, serta memicu konflik lahan.
Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, mengungkapkan bahwa peluncuran inisiatif ini menjadi kesempatan untuk menguji penerapan standar internasional, memperkuat keterlibatan sektor swasta, serta membuka peluang replikasi di wilayah lain, khususnya dalam hal pembayaran berbasis hasil pertama yang fokus pada lahan gambut. Acara peluncuran juga menjadi momentum penting untuk membangun visi bersama dan menyusun arah strategis pelaksanaan REDD+ di Riau, dengan tujuan memperjelas peran lintas sektor dan memastikan partisipasi penuh dari semua pemangku kepentingan, terutama Masyarakat Adat dan komunitas lokal.
