Studi baru mengungkapkan dampak kerja berlebihan terhadap struktur otak dan kesehatan mental. Orang yang bekerja lebih dari 52 jam per minggu menunjukkan perubahan pada area otak yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif dan regulasi emosi. Bagian otak seperti middle frontal gyrus dan insula mengalami peningkatan volume, yang berperan dalam fungsi kognitif, perhatian, pengolahan emosi, dan pemahaman konteks sosial.
Temuan ini memberikan bukti biologis adanya hubungan antara beban kerja berlebih dan gangguan kognitif dan emosional yang sering dirasakan oleh pekerja. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kerja berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes pada perempuan dan menurunkan kemampuan kognitif.
Meskipun studi ini dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Korea Selatan dengan sampel yang terbatas, para ahli percaya bahwa temuan ini relevan secara global. Jonny Gifford, seorang peneliti senior di Institute for Employment Studies di Inggris, menyatakan bahwa pemindaian otak memberikan bukti kuat bahwa overworking dapat menyebabkan perubahan struktural otak.
Melalui penelitian ini, para peneliti berharap dapat memahami lebih dalam mengenai hubungan antara kerja berlebihan dan kesehatan otak. Temuan ini menjadi langkah awal yang penting dalam menyadari dampak negatif kerja berlebihan terhadap kesejahteraan mental dan fisik.