Seorang staf kampus dengan nama belakang Xu memberikan penjelasan kepada media CNR News mengenai penerapan aturan yang bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan cuti sakit. Contohnya, ada mahasiswi yang mengklaim mengalami menstruasi hingga empat atau lima kali dalam sebulan. Namun, penjelasan tersebut tidak dapat meredakan kemarahan publik. Video yang diunggah oleh mahasiswi tersebut memicu gelombang kritik di media sosial Tiongkok, dengan banyak netizen menilai kebijakan kampus tersebut tidak masuk akal dan mengganggu privasi mahasiswa.
Beberapa netizen menyampaikan kritik mereka terhadap kebijakan tersebut, dengan menyatakan bahwa meminta mahasiswa untuk membuka celana demi bukti menstruasi merupakan tindakan yang tidak pantas. Sang mahasiswi kemudian kembali mengunggah video lanjutan, mengklaim bahwa ia telah mendapatkan surat keterangan dari rumah sakit dan menegaskan bahwa tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan izin, tetapi juga untuk menuntut kebijakan yang lebih manusiawi dan bermartabat bagi perempuan yang ingin mengajukan cuti saat haid.
Masalah ini memicu perdebatan mengenai sensitivitas kebijakan kampus terhadap isu kesehatan perempuan dan pentingnya perlindungan hak privasi mahasiswa. Sang mahasiswi menantang kampus untuk menunjukkan rujukan aturan tertulis yang mendukung permintaan staf klinik tersebut. Penegakan aturan yang adil dan menghormati hak privasi mahasiswa menjadi perhatian utama dalam diskusi ini.
Kontroversi: Universitas di Tiongkok dan Kontroversi Buka Celana Mahasiswi
