Interaksi kucing dengan aroma dipengaruhi oleh karakteristik personalnya, entah itu dari pemiliknya atau sumber aroma lainnya. Para peneliti melakukan studi dengan meminta pemilik kucing untuk mengisi survey tentang kepribadian kucing mereka. Hasil survei ini kemudian dibandingkan dengan pengamatan perilaku kucing terhadap aroma melalui uji coba.
Penelitian menunjukkan bahwa kucing jantan yang lebih “neurotik” cenderung lebih sering mencium tabung sampel aroma, sementara kucing jantan yang lebih “tenang” lebih jarang mengendus aroma. Namun, tidak ada perbedaan perilaku yang signifikan pada kucing betina. Karakteristik kepribadian kucing ini diukur secara kuantitatif menggunakan tes “The Feline Five”, yang dikembangkan oleh tim peneliti lain dalam studi yang melibatkan ribuan kucing di Australia dan Selandia Baru.
Hasil dari studi ini menjelaskan bahwa kucing dengan tingkat neurotik tinggi cenderung tidak percaya diri, cemas, takut, curiga, dan pemalu terhadap manusia, sementara kucing yang lebih ramah cenderung bersifat penuh kasih sayang, bersahabat dengan manusia, dan lembut. Awalnya, tes ini diperkenalkan sebagai alat untuk membantu pemilik kucing menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi hewan peliharaan mereka.