Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (International Football Association Board/IFAB) baru-baru ini merilis klarifikasi terbaru mengenai aturan penalti dalam sepak bola. Perubahan aturan ini dipicu oleh insiden kontroversial dalam pertandingan adu penalti antara Atletico Madrid dan Real Madrid, yang melibatkan pemain Julian Alvarez yang terpeleset saat mengeksekusi penalti. Meskipun bola akhirnya masuk ke gawang, gol tersebut dibatalkan karena dianggap sebagai pelanggaran “double touch”. Hal ini menimbulkan perdebatan tentang interpretasi Hukum 14 (Law 14) mengenai penalti.
IFAB telah mengeluarkan klarifikasi terkait sentuhan ganda dalam penalti, yang menyatakan bahwa jika gol terjadi setelah sentuhan ganda yang tidak disengaja, maka tendangan penalti harus diulang, bukan dibatalkan. Aturan ini sudah diterapkan dalam pertandingan UEFA Nations League antara Jerman dan Portugal, dan akan digunakan juga dalam Piala Dunia Antarklub tahun 2025 di Amerika Serikat.
Selain itu, IFAB juga menginformasikan prosedur pelaksanaan tendangan penalti yang diatur dalam Hukum 14. Aturan tersebut mencakup persyaratan seperti bola harus diam dan berada di titik penalti, penendang harus jelas diidentifikasi, serta pemain lain harus berjarak minimal 9,15 meter dari titik penalti.
Selain itu, IFAB juga menjelaskan tentang pelanggaran dan sanksi yang berlaku dalam penalti, baik jika dilakukan oleh rekan satu tim penendang maupun oleh kiper. Tujuan dari pembaruan ini adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi wasit dan memastikan pelaksanaan penalti dalam pertandingan berjalan lebih adil dan konsisten. Dengan demikian, diharapkan aturan yang telah diperbarui ini dapat membantu menjaga integritas dan keadilan dalam permainan sepak bola.