Duta Besar Ukraina, Shynkarenko, menekankan dukungan historis Indonesia terhadap Ukraina, mengingat peran diplomat Ukraina Dmytro Manoilsky dalam mendukung upaya kemerdekaan Indonesia pada tahun 1940-an. Menurut Shynkarenko, kerja sama antara kedua negara telah berlangsung selama puluhan tahun, jauh sebelum periode tiga tahun terakhir. Ia juga menyoroti biaya kemanusiaan dari konflik terkait perang, termasuk kematian bayi dan warga sipil yang menjadi korban serangan brutal.
Meskipun terdapat konflik, Shynkarenko mencatat kemajuan positif dalam hubungan bilateral antara Ukraina dan Indonesia. Volume perdagangan antara kedua negara hampir dua kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun masih menghadapi kendala akibat blokade Rusia terhadap Laut Hitam. Salah satu contoh gangguan yang dialami adalah pengiriman bantuan kemanusiaan yang hancur dalam serangan Rusia, yang seharusnya ditujukan untuk Yaman dan Palestina.
Terdapat potensi kerja sama yang lebih luas di berbagai bidang antara Ukraina dan Indonesia, seperti digitalisasi, keamanan siber, dan ketahanan energi. Ukraina, sebagai produsen gandum terkemuka di dunia, mengalami gangguan serius akibat konflik yang berdampak pada sektor pertanian dan infrastruktur. Shynkarenko menekankan bahwa Ukraina sedang mengembangkan solusi inovatif, tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan selama masa konflik.
Dengan demikian, meskipun terdapat konflik yang mempengaruhi hubungan antara Ukraina dan Indonesia, upaya kerja sama dan perdagangan terus berkembang serta memberikan harapan bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan mereka di masa depan.