Aktivis iklim terkenal asal Swedia, Greta Thunberg, baru-baru ini mengungkapkan pengalamannya saat ditahan oleh otoritas Israel ketika sedang dalam misi kemanusiaan menuju Gaza. Menurut Thunberg, tindakan Israel menahan dirinya dan rekan-rekan aktivis di perairan internasional merupakan pelanggaran hukum internasional yang serius. Meskipun demikian, Thunberg menegaskan bahwa peristiwa penahannya hanya sebagian kecil dari masalah yang lebih besar, yaitu genosida yang terus berlanjut di Gaza dan dampak blokade yang menyebabkan kelaparan sistematis di wilayah tersebut.
Pernyataan Thunberg ini menyoroti ketegangan yang terus meningkat terkait situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Meskipun pemerintah Israel membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa blokade yang diberlakukan adalah bersesuaian dengan hukum internasional, namun Thunberg dan aktivis lainnya tetap mempertanyakan keadilan dari tindakan yang dilakukan terhadap mereka. Meski Thunberg berhasil dibebaskan, ia mengakui bahwa beberapa aktivis lainnya masih tertahan dan alasan di balik hal tersebut belum jelas baginya.
Kisah Thunberg dan aktivis lainnya yang mencoba menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan dihentikan oleh pasukan militer Israel menunjukkan kompleksitas konflik yang terus berlangsung di kawasan tersebut. Dengan pernyataannya, Thunberg berharap dapat menarik perhatian dunia internasional terhadap kondisi masyarakat Gaza yang semakin memprihatinkan. Tindakan penahanan yang dilakukan terhadap mereka tidak hanya menjadi isu politik, namun juga menyoroti krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di wilayah tersebut.