Terdapat sekitar 12 juta umat Katolik di China yang terbagi antara gereja resmi yang dikendalikan negara dan gereja bawah tanah yang tetap setia kepada Roma. Vatikan telah berupaya untuk menyatukan umat Katolik di China selama puluhan tahun, dan pada tahun 2018, kesepakatan dicapai untuk menormalkan hubungan antara kedua belah pihak. Namun, kesepakatan tersebut menuai kritik dari beberapa kalangan, terutama kelompok konservatif Katolik, yang merasa Vatikan terlalu memihak kepada China.
Dalam menghadapi kebijakan luar negeri, Paus Leo XIV—paus pertama asal Amerika Serikat—diuji dengan pertanyaan apakah akan melanjutkan kesepakatan dengan China atau mendengarkan desakan kalangan konservatif untuk melakukan perubahan. Langkah selanjutnya yang diambil oleh Paus Leo XIV akan sangat menentukan dinamika hubungan antara China dan Vatikan di masa depan.
