Berita  

Peta Pasukan dan Pangkalan Militer AS di Timur Tengah Pasca Perjanjian Nuklir Iran

Pasukan AS telah ada di Timur Tengah sejak Juli 1958 selama Krisis Lebanon, dengan hampir 15.000 Marinir dan pasukan Angkatan Darat ditempatkan di Beirut. Pada tahun 2025, jumlah pasukan AS di wilayah tersebut meningkat menjadi sekitar 40.000 hingga 50.000, tersebar di pangkalan permanen dan lokasi terdepan di negara seperti Qatar, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Pangkalan-pangkalan ini berperan sebagai pusat operasi udara dan laut, logistik regional, pengumpulan intelijen, dan proyeksi kekuatan di kawasan itu.

Beberapa pangkalan militer AS yang penting di Timur Tengah antara lain Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, yang merupakan pangkalan terbesar di kawasan tersebut dengan fasilitas untuk hampir 100 pesawat dan personel sekitar 10.000. Di Bahrain, terdapat Naval Support Activity, NSA, yang menyediakan keamanan bagi kapal, pesawat, dan lokasi terpencil di wilayah itu. Sementara itu, di Kuwait, Kamp Arifjan berfungsi sebagai pusat logistik, pasokan, dan komando utama untuk operasi militer AS di wilayah tersebut. Pangkalan Udara Al-Dhafra di Uni Emirat Arab fokus pada pengintaian, pengumpulan intelijen, dan dukungan operasi udara tempur. Selain itu, Pangkalan Udara Erbil di Irak digunakan oleh pasukan AS untuk operasi udara di Irak utara dan Suriah, memberikan nasihat kepada pasukan Kurdi dan Irak.

Source link