Israel melancarkan serangan pada Jumat pagi, menguji kebijakan luar negeri baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Meskipun sebelumnya Trump masih menaruh harapan pada diplomasi untuk menghindari konflik, AS kini mulai menggeser aset militernya di Timur Tengah sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, sudah memberikan peringatan bahwa AS akan bertanggung jawab atas serangan Israel. Hal ini disampaikan saat dia sedang berkomunikasi dengan utusan khusus Trump dalam upaya mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran. Serangan Israel terjadi menjelang negosiasi lanjutan antara AS dan Iran di Oman.
Meskipun AS masih berencana untuk melanjutkan pembicaraan dengan Iran, belum pasti apakah Iran akan tetap hadir dalam pertemuan tersebut. Trump sendiri telah melakukan panggilan kepada beberapa jurnalis dan pembawa berita TV, kembali menyerukan agar Iran membatasi program nuklirnya.
Tanda-tanda persiapan Israel untuk serangan sudah terlihat sebelumnya, dengan pemerintah AS dan militer memerintahkan evakuasi sukarela dari sejumlah pos diplomatik di Timur Tengah. Setelah serangan Israel terjadi, Iran memberikan balasan dengan meluncurkan drone dan rudal sebagai respons terhadap serangan tersebut.