Berita  

Penyebab Krisis Pekerjaan Lulusan Baru di China

Di Beijing, sebuah lowongan pekerjaan di kantin universitas Tiongkok memicu perdebatan sengit karena mengharuskan pelamar memiliki gelar Ph.D. Kabar ini mencerminkan kondisi pasar kerja yang sulit bagi lulusan baru di China. Banyak lulusan universitas di negara tersebut mengalami pengangguran atau bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan kualifikasi mereka, seringkali dengan upah yang rendah. Hal ini dikenal sebagai “overqualified, underemployed” yang membuat banyak lulusan merasa terjebak di dalamnya.

Adalah Sun Zhan, 25 tahun, yang memiliki gelar master di bidang keuangan namun bekerja sebagai pelayan. Situasi ini membuat banyak lulusan merasa frustrasi dan merasa bahwa pendidikan tinggi yang mereka raih tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Hal ini diperparah oleh tingkat pengangguran lulusan yang mencapai sekitar 20 persen di China, dengan prediksi ketimpangan antara jumlah lulusan dan kebutuhan pasar kerja akan berlanjut hingga tahun 2037.

Permasalahan ini juga membuat lulusan seperti Melody Xie dan Zephyr Cao merasa kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Kesulitan ini mencerminkan masalah sistemik yang mengakar dalam sistem pendidikan dan pasar kerja di China. Dengan begitu, banyak lulusan merasa terjebak dalam lingkaran sulit yang sulit untuk mereka keluar.

Source link