Turki telah berkomitmen untuk memberikan dana sebesar USD 10 juta per tahun kepada UNRWA mulai dari 2023 hingga 2025. Tidak hanya itu, pada tahun 2024, Turki juga telah mengalokasikan dana tambahan sebesar USD 2 juta serta mengirim USD 3 juta melalui AFAD, lembaga manajemen bencana di negara itu.
Sementara itu, Israel telah menyerahkan sebagian besar tanggung jawab penyaluran bantuan yang diizinkannya masuk ke Gaza kepada Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah kelompok baru yang didukung oleh AS. GHF beroperasi di tiga lokasi yang dijaga ketat oleh pasukan Israel. Meskipun demikian, PBB menolak keterlibatan GHF, dengan alasan bahwa kelompok tersebut tidak memadai dalam melakukan distribusi bantuan, dianggap berisiko, dan dinilai melanggar prinsip netralitas kemanusiaan.
Sebelumnya, bantuan untuk 2,3 juta penduduk Gaza sebagian besar dikelola dan didistribusikan oleh lembaga-lembaga PBB seperti UNRWA. UNRWA sendiri memiliki ribuan staf dan ratusan titik layanan yang tersebar di seluruh wilayah Gaza, memastikan bantuan mencapai yang membutuhkannya dengan efisien dan efektif.