Selat Hormuz, yang merupakan jalur strategis yang sangat penting di kawasan Timur Tengah, kembali mendapat sorotan dunia karena meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Selat sempit ini terletak di antara Iran, Uni Emirat Arab, dan wilayah Musandam milik Oman, menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman serta Laut Arab dan Samudra Hindia. Dengan lebar hanya sekitar 33 kilometer di titik tersempitnya, Selat Hormuz menjadi salah satu jalur pelayaran paling sibuk dan sensitif di dunia.
Belakangan, anggota senior parlemen Iran, Esmaeil Kowsari, menyebut bahwa parlemen Iran telah menyetujui rencana menutup Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan Amerika Serikat dan reaksi diam komunitas internasional. Selat ini merupakan chokepoint paling krusial dalam perdagangan global, dengan sekitar 20 persen pasokan minyak dunia melewati jalur tersebut setiap hari. Selain itu, Selat Hormuz juga menjadi jalur transit penting bagi gas alam cair, terutama dari Qatar.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga telah mengumumkan keterlibatan militer AS dalam serangan terhadap tiga lokasi di Iran, sebagai bagian dari upaya bersama dengan Israel untuk menanggulangi program nuklir Iran. Dengan situasi ini, Selat Hormuz tetap menjadi fokus utama dalam geopolitik global, memperkuat peranannya sebagai jalur vital dalam perdagangan energi dunia.