Haas F1 merayakan grand prix ke-200 dengan menggunakan livery debut mereka tahun 2016, mengingat masa lalu sulit mereka menuju keberhasilan saat ini. Meskipun pernah berjuang di belakang grid dengan pembalap seperti Nikita Mazepin dan Mick Schumacher, tim telah menemukan arah yang lebih baik di bawah kepemimpinan Ayao Komatsu dan berhasil naik ke papan tengah. Di grand prix ke-200, Haas F1 finis keenam dalam klasemen konstruktor, menandai perkembangan yang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.
Awalnya, Haas F1 menghadapi tantangan besar dalam mengatasi kesulitan teknis dan persaingan ketat di F1. Namun, dengan pasukan baru termasuk Esteban Ocon dan rookie Oliver Bearman, tim ini mampu meraih hasil yang mengesankan di beberapa balapan musim ini. Meskipun ada kekurangan consistensi, Haas F1 terus berusaha memperbaiki mobil mereka demi memperoleh hasil yang lebih baik.
Kepala tim, Ayao Komatsu, diakui karena budaya kerja transparan yang dia tanamkan di tim. Hal ini membantu Haas F1 mempertahankan staf yang berkualitas dan menarik di pasar kerja yang sangat kompetitif di F1. Untuk meningkatkan performa tim, Haas F1 juga sedang berencana untuk meningkatkan fasilitas mereka di Banbury agar lebih menarik bagi staf dan pembalap yang potensial.
Meskipun menghadapi kompetisi yang semakin meningkat di lini tengah, Haas F1 berkomitmen untuk terus bertarung dan mengambil peluang yang ada. Dengan perbaikan yang terus dilakukan dan fokus terhadap pengembangan tim, Haas F1 optimis dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan di tingkat tinggi F1.