Pertemuan tingkat tinggi ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, menjadi sorotan para pemimpin dan perwakilan aliansi tersebut. Acara ini terjadi di tengah situasi geopolitik yang tegang, termasuk serangan Israel dan Amerika Serikat terhadap Iran, yang bergabung dengan BRICS sejak 2024, serta konflik di Gaza dan Ukraina. Kembali ke Gedung Putih oleh Donald Trump dan ancaman tarif baru juga menimbulkan kekhawatiran bagi kelompok ini.
KTT dua hari dipimpin oleh Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dengan agenda utama meliputi perdagangan, investasi, keuangan, kecerdasan buatan, kesehatan global, dan aksi iklim. BRICS pertama kali terbentuk pada tahun 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, kemudian diikuti oleh Afrika Selatan. Saat ini telah berkembang menjadi 11 anggota, termasuk Iran dan Indonesia sebagai anggota baru. BRICS merupakan representasi negara-negara Global Selatan, dengan kontribusi signifikan terhadap PDB global dan populasi dunia.
Mereka mendukung kerja sama multipolar di tingkat global dan mengejar perluasan keanggotaan untuk menyaingi pengaruh Barat. Presiden Prabowo Subianto juga terlibat dalam pertemuan internasional dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas isu global dan kedaulatan negara.
