Konser akbar tahunan Ruang Bermusik 2025 yang dijadwalkan diselenggarakan di Lanud Wiriadinata, Cibeureum, Kota Tasikmalaya pada tanggal 19-20 Juli 2025 mengundang berbagai pandangan dari masyarakat. Salah satu musisi yang akan tampil, Hindia, dituduh membawa unsur satanisme oleh sebagian elemen masyarakat, terutama dari ormas Islam. Namun, pihak penyelenggara Ruang Bermusik menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak beralasan dan muncul akibat kesalahpahaman.
Rizki Ginanjar Saputra sebagai perwakilan Ruang Bermusik menjelaskan bahwa Hindia telah membantah isu satanisme yang mengelilingi namanya. Clearifikasi telah dilakukan melalui berbagai media nasional dan podcast populer di Indonesia. Hal ini untuk menyatakan bahwa aksi panggung Hindia hanyalah bentuk ekspresi artistik semata, bukan tindakan yang merujuk kepada satanisme.
Rizki juga menjelaskan bahwa pihak penyelenggara Ruang Bermusik telah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Forkopimda dan ormas Islam untuk memastikan bahwa tidak ada yang melanggar norma lokal, termasuk agama dan budaya. Ruang Bermusik telah memberlakukan SOP dan kode etik ketat, termasuk larangan unsur politik, kekerasan, dan pornografi selama acara berlangsung.
Konser Ruang Bermusik bukan hanya acara hiburan semata, tetapi juga telah menjadi ikon kebangkitan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Tasikmalaya selama empat tahun terakhir. Rizki juga menjelaskan bahwa konser ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi pelaku UMKM, sektor perhotelan, dan kuliner lokal di Tasikmalaya.
Seluruh proses izin administratif konser Ruang Bermusik telah dilakukan dengan baik, mulai dari tingkat Polsek dan saat ini menunggu rekomendasi dari Polres Kota Tasikmalaya. Dukungan terhadap penyelenggaraan Ruang Bermusik juga datang dari Forum Bhinneka Tunggal Ika Kota Tasikmalaya, yang menegaskan konser musik adalah hak warga negara yang dilindungi selama tidak bertentangan dengan norma dan hukum yang berlaku. Rizki berharap agar semua pihak dapat menyikapi isu ini secara bijak dan membangun Tasikmalaya sebagai kota yang inklusif dan mendukung ekspresi kreatif tanpa melupakan nilai-nilai lokal yang ada.