Sebuah laporan dari Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa setidaknya 798 warga Palestina telah tewas oleh pasukan militer Israel saat mereka mengakses bantuan kemanusiaan di Gaza sejak akhir Mei 2025. Juru bicara kantor OHCHR mengatakan bahwa 615 korban tewas di sekitar pusat distribusi bantuan yang dioperasikan Yayasan Kemanusiaan Gaza, sementara 183 lainnya tewas di sepanjang rute konvoi bantuan.
Kekhawatiran dunia semakin meningkat terhadap mekanisme distribusi di Gaza, di mana sejumlah 169 organisasi kemanusiaan menyerukan penutupan sistem distribusi bantuan yang dipimpin oleh AS dan Israel yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza. Mereka mencatat insiden di mana warga Palestina ditembak dan tewas oleh pasukan Israel saat menunggu bantuan di dekat yayasan tersebut.
Organisasi-organisasi kemanusiaan meminta agar pendistribusian bantuan kembali ke mekanisme yang diatur oleh PBB. Bantuan kemanusiaan ke Gaza mulai diizinkan masuk sejak akhir Mei, tetapi didistribusikan melalui yayasan tersebut. Banyak kelompok bantuan internasional menolak bekerja sama dengan mekanisme tersebut karena keterkaitannya dengan otoritas Israel.
Peringatan dilontarkan terhadap Yayasan Kemanusiaan Gaza karena mengambil alih proses distribusi bantuan yang mengakibatkan situasi berbahaya dan fatal bagi warga sipil. Organisasi-organisasi bantuan, termasuk dari Eropa, AS, dan Israel, yang bergerak di bidang bantuan kemanusiaan, pembangunan, serta hak asasi manusia, menandatangani pernyataan bersama untuk mengkritik tindakan yayasan tersebut.
Ledakan besar terjadi di langit Gaza pada Selasa dini hari akibat serangan udara Israel. Sehari sebelumnya, setidaknya 74 warga Palestina tewas di Gaza.