Angga Dwimas Sasongko telah mengumumkan bahwa dia akan mengangkat kisah Pangeran Diponegoro melalui film berjudul Perang Jawa. Film ini didasarkan pada riset dari berbagai sumber sejarah, termasuk sejarawan Peter Carey.
Menurut Angga, film “Perang Jawa” diproduksi dengan landasan riset yang dilakukan oleh Peter Carey yang merupakan ahli dalam sosok Pangeran Diponegoro. Salah satu referensi yang digunakan adalah buku “The Power of Prophecy: Prince Dipanegara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855” karya Peter Carey.
Dengan pendekatan historis dan riset mendalam ini, film Perang Jawa diharapkan akan menjadi berbeda dengan film November 1828 karya Teguh Karya yang telah tayang sejak 1979. Meskipun begitu, Angga tetap mengapresiasi visual yang dihadirkan dalam film November 1828.
Angga menjelaskan bahwa keinginannya untuk membuat film Perang Jawa didorong oleh kesuksesan film Cut Nyak Dien karya Eros Djarot yang dirilis pada tahun 1988. Ia berharap bahwa film Perang Jawa juga akan memiliki dampak positif yang besar seperti film tersebut.
Film Perang Jawa akan diproduksi oleh Visinema dan Endgame, dengan Gita Wirjawan dari Endgame sebagai produser eksekutif dan ditulis oleh Ifan Ismal. Casting untuk film ini pun tengah dalam proses.
Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro merupakan perang besar yang terjadi di Nusantara. Perang ini dipicu oleh ketidakpuasan Pangeran Diponegoro terhadap campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan dan kebijakan yang merugikan pribumi. Perang berlangsung selama lima tahun dan melibatkan pasukan Jawa dengan berbagai lapisan masyarakat.
Pergerakan Pangeran Diponegoro membuat pasukan Belanda mengalami kesulitan, terutama saat basis militernya dibangun di Gua Selarong. Pada akhirnya, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan hingga akhirnya wafat di Makassar.
Penangkapan Pangeran Diponegoro ini juga diabadikan dalam sebuah lukisan karya Raden Saleh.