Bromo Luluh: Sal Priadi Tutup Jazz Gunung 2025

Jelang tengah malam di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, udara dingin dengan suhu mencapai 11 derajat Celsius menjelang tengah malam. Namun, ratusan penonton Jazz Gunung Bromo 2025 tetap bertahan tanpa bergeming dari tempat duduk mereka meskipun kabut menggulung dan udara tipis menusuk. Mereka menunggu dengan sabar nama besar yang menjadi penutup acara, yaitu Sal Priadi.

Dengan latar lampu kuning lembut dan panggung terbuka yang dikelilingi oleh siluet pegunungan Tengger, Sal Priadi tampil dengan gayanya yang khas. Penampilan Sal yang minimalis, puitis, dan penuh rasa membuat acara Jazz Gunung Bromo 2025 Seri II semakin berkesan. Di tengah suasana yang berubah menjadi ruang dengar dan perenungan, Sal membawakan lagu-lagu seperti “Di Planet Lain”, “Nyala”, dan “Zuzuzaza” dengan aransemen segar namun tetap mempertahankan kejujuran dan kekhasan melodinya.

Dalam momen yang paling menggetarkan, Sal menyampaikan lagu “Kita Usahakan Rumah Itu” yang membawa pesan tentang rumah sebagai tempat pulang bagi perasaan yang tak selalu memiliki tempat. Sal memberikan pesan doa dengan penuh rasa kepada penonton, dan lagu-lagu tersebut berhasil menyentuh perasaan dari berbagai penonton, termasuk mereka yang sedang jatuh cinta, menjaga hubungan, atau bahkan merasa sendiri.

Jazz Gunung Bromo 2025 Seri II menyuguhkan berbagai penampilan istimewa dari musisi lokal maupun internasional, namun Sal Priadi berhasil menjadi penutup yang paling pas. Penampilan Sal yang sederhana namun penuh kesan berhasil membangun perasaan intim dan perenungan di antara penonton. Acara ditutup dengan lagu “Gala Bunga Matahari” yang membiarkan perasaan mengalir secara lembut tanpa ledakan atau puncak dramatis.

Malam itu, penonton dari berbagai kalangan usia, mulai dari balita hingga orang dewasa, menyatu dalam perasaan yang sama saat menikmati penampilan Sal. Jazz Gunung bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga ruang untuk merasakan kehangatan dalam dinginnya Bromo. Penampilan Sal Priadi sukses membawa cahaya dan kehadiran yang tulus, membiarkan penonton terhanyut dalam pengalaman musik yang mendalam dan jujur.

Dengan demikian, penampilan Sal Priadi di Jazz Gunung 2025 menegaskan bahwa festival ini lebih dari sekadar pertunjukan musik, melainkan pengalaman yang membangun ruang bagi musik yang bermakna dan menyentuh hati. Di bawah langit malam Probolinggo yang dingin, Sal Priadi menutup festival dengan cara yang manusiawi, hangat, dan jujur, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.

Source link