Sendratari Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja memukau penonton dalam sesi International Performing Art Bantengan Nuswantara Trance Festival ke-17 di Galeri Batik Anjani, Dusun Binangun, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Acara ini diikuti oleh 9 negara dan menjadi wujud cinta tanah air dalam forum seni internasional. Karya seni pertunjukan ini, yang disutradarai oleh Kholam Shiharta, menampilkan tema nasionalisme dan semangat kemerdekaan sebagai respons terhadap pentingnya mempertahankan nilai sejarah melalui seni.
Dalam pertunjukan berdurasi sekitar 10 menit, dua penari, yaitu Widia Fitri Susanti dan putranya, Jagad Nata Shiharta, menampilkan relasi ibu dan anak sebagai simbol pewarisan nilai kebangsaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gerak tari dalam pertunjukan ini menggambarkan perjalanan sejarah bangsa, mulai dari zaman Kerajaan Nusantara hingga semangat proklamasi dan persatuan dalam konteks budaya Nusantara.
Pertunjukan ini didukung oleh musik pengiring dan pencahayaan yang sederhana, sesuai dengan konsep minimalis dan simbolis dari karya tersebut. Kholam Shiharta, pencipta karya, menyatakan bahwa tujuan dari pertunjukan ini adalah untuk menampilkan refleksi nasionalisme melalui format yang intim dan simbolik, dengan fokus pada ekspresi budaya dan spiritual Nusantara.
Bantengan Nuswantara Trance Festival ke-17 adalah ajang tahunan yang mempertemukan seniman ritual, tari kontemporer, dan pertunjukan budaya dari berbagai latar budaya. Penampilan sendratari Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja di festival ini menjadi sorotan karena menjadi satu-satunya pertunjukan asal Indonesia yang mengusung tema nasionalisme secara eksplisit. Dalam konteks pewarisan budaya dan identitas, kehadiran penari ibu dan anak dalam satu panggung berhasil menyampaikan pesan kuat secara emosional, meskipun melalui format pertunjukan yang sederhana.