Zhang tidak memberikan detail mengenai proses pembuahan dan penanaman embrio, namun kabar tersebut langsung menyebar luas di media sosial China. Beberapa pihak mengkritiknya sebagai tindakan “tidak alami” dan “tidak etis” karena memisahkan janin dari ibu kandungnya. Namun, ada yang menyambut antusias teknologi ini sebagai peluang bagi pasangan yang kesulitan memiliki anak atau bagi perempuan yang ingin terbebas dari beban kehamilan. Seorang warganet menyatakan, “Jika harganya hanya setengah dari gaji tahunan saya, saya akan membelinya secara langsung.” Sementara pengguna lain menulis, “Saya telah mencoba inseminasi buatan sebanyak tiga kali dan semuanya gagal. Sekarang saya memiliki kesempatan untuk memiliki seorang bayi.”
Meskipun mendapat banyak dukungan, para ahli medis tetap meragukan hal ini. Mereka berpendapat bahwa robot sulit untuk meniru aspek penting kehamilan manusia, seperti hormon ibu, interaksi sistem kekebalan tubuh, dan perkembangan otak janin. Menurut mereka, pengetahuan tentang proses ini masih terbatas, sehingga replikasi secara artifisial hampir tidak mungkin dilakukan.
