Duel Sengit Piastri vs Norris: Etika yang Harus Dijaga

McLaren dan Mercedes mempunyai pendekatan berbeda terhadap persaingan dalam tim F1 mereka. Tim Mercedes, di bawah Toto Wolff, memilih untuk membiarkan Lewis Hamilton dan Nico Rosberg bersaing secara bebas hingga akhir musim, bahkan setelah gelar konstruktor sudah pasti mereka rebut. Strategi ini berujung pada perseteruan sengit di Abu Dhabi, di mana Rosberg keluar sebagai juara sebelum memutuskan untuk pensiun. Wolff mengakui bahwa keputusan mereka untuk tidak campur tangan secara berlebihan tidak selalu tepat, terutama setelah insiden Lewis di Malaysia. Dari sisi McLaren, kepala tim Andrea Stella memilih untuk membatasi kebebasan pembalapnya, Lando Norris dan Oscar Piastri, dalam bersaing. Meskipun menghargai kreativitas dan ekspresi bakat pembalap, McLaren tetap mengutamakan kepentingan tim dan interaksi yang harmonis di antara pembalapnya. Dengan masalah strategis selama balapan di Hungaria, McLaren terus meneguhkan prinsip tersebut dengan membiarkan Norris beralih strategi demi hasil yang lebih baik. Meski demikian, mereka juga memberikan kelonggaran kepada pembalapnya jika situasi mengharuskan perubahan. Dan dengan kedua pembalap McLaren berada di posisi depan untuk beberapa balapan terakhir, tekanan semakin meningkat bagi tim untuk mempertahankan kinerja yang konsisten dan memastikan hasil terbaik untuk mengamankan gelar konstruktor. Mampukah McLaren menyelesaikan musim dengan harmonis dan meraih kesuksesan tanpa mengorbankan kepentingan tim? Hal ini akan menjadi kunci dalam pertarungan untuk gelar juara pembalap F1 musim ini.

Source link

Exit mobile version