Namun, tantangan muncul dalam produksi tekstil menggunakan rambut manusia. Sanne Visser, seorang peneliti, perancang, dan pembuat material asal Belanda, serta dosen di University of the Arts London (tidak terlibat dalam Human Material Loop) mengungkapkan bahwa masih ada stigma seputar penggunaan rambut manusia. “Masih ada tabu seputar rambut manusia sebagai bahan baku… Kami tidak benar-benar menghargainya sebagai sumber daya – ini hanya dianggap sebagai limbah, terutama jika sudah dipotong,” ungkapnya. Meskipun begitu, dia optimis bahwa seiring berjalannya waktu, masyarakat akan lebih menerima konsep ini. Visser bahkan menciptakan istilah “pertanian rambut” dengan bekerja bersama penata rambut untuk proyek “Locally Grown” untuk Museum Desain London. Dia juga membuat kursi tukang cukur yang dapat menampung rambut yang dipotong untuk menghemat waktu bagi pendaur ulang dan penata rambut. “Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat orang-orang mau menerimanya sebagai sebuah material…. Saya pasti bisa melihatnya semakin banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, seiring berjalannya waktu,” kata Visser.
Desainer Belanda Menciptakan Busana Rajut Menggunakan Rambut Manusia yang Dibuang

Read Also
Recommendation for You

Ribuan warga Filipina turun ke jalan dalam aksi demonstrasi menentang korupsi setelah munculnya skandal proyek…

Pada malam Festival Pertengahan Musim Gugur, tradisi unik dilakukan oleh para orang tua dan kakek-nenek…

Mayoritas penduduk Afghanistan memandang pendidikan anak perempuan sebagai hal yang sangat penting, meskipun Taliban telah…

Dua grup musik Indonesia, Lomba Sihir dan .Feast, telah dinominasikan dalam kategori Seniman Kreatif Asia…

Saat Stonehenge membutuhkan perawatan, pengunjung terkadang mencuri batu sebagai suvenir, menyebabkan kerusakan pada situs tersebut….