Maximo Quiles, pembalap termuda di tiga grid, membuat sensasi pada debutnya di Moto3. Meskipun absen dalam dua balapan pertama musim ini karena usianya belum genap 17 tahun, Quiles melejit di GP Amerika Serikat dengan meraih posisi kedua di grid dan posisi kelima dalam balapan. Namun, cedera saat latihan di luar Grand Prix membuatnya absen di Qatar dan Spanyol. Kembali ke lintasan di Le Mans, Quiles mencatat pole position pertamanya dan finis ke-7. Di Silverstone, Quiles berada di podium pertamanya dan meraih kemenangan pertamanya di Mugello, mengikuti jejak mentornya, Marc Marquez, yang saat ini memimpin klasemen.
Meskipun baru berusia 17 tahun dan tiga bulan, Quiles berhasil meraih kemenangan pertamanya dengan mengalahkan pembalap berpengalaman dalam hasil akhir yang ketat. Meski tertinggal 77 poin dari pemimpin klasemen Jose Antonio Rueda, kemenangan ini mempertahankannya dalam persaingan. Terlepas dari tekanan yang timbul karena menjadi anak didik Marquez, Quiles tetap fokus dan berusaha melakukan yang terbaik di lintasan. Dengan cita-cita meraih gelar dalam karier Moto3-nya dan mengabaikan masa depan, Quiles menunjukkan dedikasinya dalam balapan demi balapan.
Dalam upacara penyerahan piala di podium Mugello, ibu Quiles tersentuh saat melihat prestasi putranya. Quiles bersyukur atas dukungan keluarganya dan mencari identitas dirinya dalam dunia balap. Menyebut dirinya “Maximo Quiles”, ia menyatakan keinginannya untuk menaklukkan dunia balap, sebagaimana juga diusung oleh rekan-rekannya dari region Murcia. Dukungan dari Marquez dan timnya sangat penting bagi Quiles dalam berusaha meraih sukses di lintasan. Dengan semangat dan kerja kerasnya, Quiles menunjukkan potensi yang luar biasa dalam karier balapnya.