Pada tanggal 29 Juni 1995, terjadi tragedi runtuhnya Sampoong Department Store di Korea Selatan. Retakan mulai muncul di langit-langit lantai lima namun area tersebut hanya ditutup begitu saja. Saat toko sedang ramai, retakan melebar hingga mengakibatkan langit-langit lantai empat melengkung ke bawah. Manajemen tidak segera mengosongkan gedung sehingga terjadi penutupan lantai atas menjelang makan siang.
Staf baru memutuskan untuk mengeluarkan alarm pada pukul 17.50, namun atap gedung ambruk dan sebagian besar bangunan lima lantai tersebut runtuh ke basement dalam waktu kurang dari 20 detik. Tim penyelamat berhasil menyelamatkan ratusan korban yang terjebak di reruntuhan, dengan penyintas terakhir ditemukan setelah 17 hari. Investigasi menyimpulkan bahwa kelebihan beban dan penggunaan beton berkualitas rendah menjadi penyebab runtuhnya gedung tersebut.
Lee Joon dan putranya, Lee Han-Sang, bersama dengan beberapa pejabat kota lainnya dihukum karena menerima suap terkait pembangunan gedung. Tragedi Sampoong memicu peningkatan standar konstruksi bangunan serta penegakan kode keselamatan. Sejumlah bangunan di kota Seoul akhirnya direnovasi setelah inspeksi menyatakan bahwa gedung-gedung tersebut tidak memenuhi standar keselamatan yang diperlukan.
Saat ini, di bekas lokasi Sampoong Department Store telah dibangun kompleks apartemen mewah. Tragedi ini menjadi momentum penting bagi Korea Selatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan bangunan dan menghindari kejadian serupa di masa depan.
