Berbagai upaya dilakukan oleh OCHA untuk memastikan bahan-bahan penampung kritis, seperti tenda, lembaran plastik, kayu, serta barang-barang rumah tangga lainnya diperbolehkan masuk ke Gaza setelah ditolak selama 17 pekan. Organisasi ini juga mencatat bahwa lima dari 15 upaya koordinasi bantuan mereka ditolak, termasuk penanganan limbah padat dan puing-puing serta pemulihan truk yang rusak. Selain itu, delapan misi lainnya telah berhasil diselesaikan, sementara pergerakan staf dan misi lainnya terus dilakukan.
Berkaitan dengan pendidikan, OCHA mencatat bahwa perintah pengungsian yang diberlakukan memengaruhi lebih dari 12 ruang belajar, memengaruhi 5.000 siswa dan 200 guru. Hal ini meningkatkan risiko anak-anak kehilangan akses ke pendidikan, terutama karena sebagian besar anak di Gaza tidak memiliki akses yang memadai ke fasilitas pendidikan. Selain itu, mitra OCHA juga melaporkan peningkatan risiko kekerasan berbasis gender, terutama pada perempuan yang kesulitan mendapatkan akses ke layanan dan sumber daya yang mereka butuhkan.
Meskipun telah dilakukan upaya dukungan psikososial dan bantuan kebersihan oleh 45 mitra pada bulan April dan Mei, beberapa layanan kritis lainnya seperti bantuan hukum tetap sangat terbatas atau bahkan tidak tersedia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan terus menerus dan upaya kolaboratif dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza.