Berita  

Putin Memerintahkan Peningkatan Jumlah Pasukan Militer Rusia Sebanyak 170.000 dengan Alasan Agresivitas NATO

Bulan Desember lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa negaranya membutuhkan 1,5 juta pasukan untuk memastikan keamanan Rusia. Dia tidak memberikan waktu pasti kapan kekuatan militer akan mencapai jumlah tersebut.

Sebelumnya, Kremlin menganggap kekuatan militernya sudah cukup, namun angka tersebut berubah setelah harapan atas kemenangan cepat hancur oleh perlawanan sengit Ukraina.

Rusia dan Ukraina sama-sama merahasiakan korban militer mereka di tengah berlanjutnya permusuhan. Militer Rusia hanya mengonfirmasi 6.000 korban militer, namun negara-negara Barat mempunyai perkiraan yang jauh lebih tinggi.

Pada Oktober, Kementerian Pertahanan Inggris menulis pembaruan berkala di Twitter bahwa Rusia kemungkinan menderita 150.000-190.000 korban permanen, jumlah tersebut termasuk tentara yang terbunuh dan terluka secara permanen.

Pada bulan Agustus 2022, Putin memerintahkan peningkatan jumlah militer Rusia menjadi 1,15 juta mulai 1 Januari 2023. Bulan berikutnya, dia memerintahkan mobilisasi 300.000 tentara cadangan untuk memperkuat pasukannya di Ukraina, yang dihitung sebagai bagian dari kekuatan militer saat ini.

Meskipun Putin mengatakan tidak perlu mengumpulkan lebih banyak pasukan, keputusan mobilisasinya bersifat terbuka, sehingga memungkinkan militer untuk memanggil pasukan cadangan tambahan bila diperlukan. Keputusan itu juga melarang tentara sukarelawan mengakhiri kontrak mereka.

Pemerintah daerah telah berusaha membantu memperkuat pasukan dengan membentuk batalyon sukarelawan untuk ditempatkan di Ukraina. Di seluruh wilayah Rusia yang luas, kampanye untuk menarik lebih banyak laki-laki mendaftar wajib militer telah berlangsung selama berbulan-bulan, termasuk lewat iklan yang menjanjikan bonus uang tunai.