Berita  

Kisah Penyintas Bom Atom Nagasaki: Mengenang Kengerian 80 Tahun Lalu

Sejarahwan terus memperdebatkan dampak pengeboman bom atom di Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia II. Bagi para penyintas, dikenal sebagai hibakusha, pengalaman mereka jauh dari sekadar angka statistik. Mereka menghadapi trauma fisik dan psikologis serta stigma yang masih menempel hingga puluhan tahun kemudian.

Salah satu penyintas, Hiroshi Nishioka, berbagi kisah horor yang dia saksikan saat bom meledak hanya tiga kilometer dari tempat dia berada. Dia menggambarkan bagaimana teman-temannya mulai mengalami gejala yang mengerikan setelah tragedi itu, meskipun tampak tidak terluka parah pada awalnya. Kisah-kisah seperti ini membawa teror yang tidak terlupakan, sesuatu yang tidak bisa dihitung dengan kata-kata.

Atsuko Higuchi, seorang penduduk Nagasaki, mengungkapkan harapannya agar dunia tidak melupakan korban bom atom di kotanya. Dia meyakinkan bahwa tragedi ini bukan hanya memori masa lalu, tetapi pelajaran yang harus tetap diingat untuk mencegah terulangnya kesalahan serupa di masa depan.

Pastor kepala Katedral Urakami, Kenichi Yamamura, juga menekankan pentingnya melanjutkan kehidupan sambil memperbaiki dan membangun kembali. Menurutnya, lonceng yang dipasang kembali menggambarkan kepahlawanan umat manusia dalam menghadapi tragedi dan mampu menyerukan perdamaian tanpa perlu kekerasan.

Melalui cerita dan pesan yang disampaikan oleh para penyintas dan pendeta, dunia diingatkan akan konsekuensi tragis dari kekerasan dan perlombaan senjata. Mereka menyerukan perdamaian dan kerjasama internasional untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa depan. Selamatlah manusia atas kemanusiaan yang dimilikinya, tegas Yamamura dalam ungkapannya.

Source link