Eksodus massal ini menimbulkan masalah ganda: kekurangan tenaga kerja di Thailand dan surplus pengangguran di Kamboja. Sebelum konflik, lebih dari 520.000 pekerja Kamboja tercatat bekerja di Thailand—sekitar 12 persen dari total tenaga kerja asing. Mereka menjadi tulang punggung sektor konstruksi, pertanian, pengolahan makanan, hingga perikanan. Kontribusi pekerja migran terhadap PDB Thailand mencapai 4,3–6,6 persen menurut laporan ILO dan OECD. Ribuan pabrik, perkebunan buah, dan lokasi konstruksi kini kesulitan mencari pekerja. Pemerintah Thailand mencoba mengatasi kekosongan dengan merekrut pekerja dari berbagai negara seperti Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, Indonesia, hingga Filipina. Namun, para ahli menyatakan bahwa langkah darurat ini berpotensi menimbulkan risiko integrasi dan ketegangan sosial yang baru. “Tanpa pekerja migran, disrupsi ekonomi akan terasa besar bagi banyak pengusaha,” ujar Nilim Baruah, spesialis migrasi tenaga kerja ILO.
Eksodus Pekerja Kamboja Guncang Thailand: Dampak dan Penyelesaiannya

Read Also
Recommendation for You

Pada malam Festival Pertengahan Musim Gugur, tradisi unik dilakukan oleh para orang tua dan kakek-nenek…

Mayoritas penduduk Afghanistan memandang pendidikan anak perempuan sebagai hal yang sangat penting, meskipun Taliban telah…

Dua grup musik Indonesia, Lomba Sihir dan .Feast, telah dinominasikan dalam kategori Seniman Kreatif Asia…

Saat Stonehenge membutuhkan perawatan, pengunjung terkadang mencuri batu sebagai suvenir, menyebabkan kerusakan pada situs tersebut….

Sebuah proyek tanggul di Filipina menuai kontroversi setelah hampir USD 2 juta uang rakyat dihabiskan…