Dalam persiapan pemilu yang akan datang, Chandra Lal Mehta, seorang mahasiswa, percaya bahwa pemilih akan cenderung memilih pemimpin yang lebih muda sebagai kepala negara. Namun, dia juga mengakui bahwa keahlian dalam bidang hukum yang dimiliki oleh Karki menjadikannya sebagai kandidat yang tepat untuk peran perdana menteri saat ini. Sementara itu, pengusaha Shrawan Dahl melihat Karki sebagai figur yang diakui oleh militer dan rakyat sebagai pemimpin yang tepat untuk memimpin pemerintahan sementara. Dahl menyatakan keyakinannya bahwa Karki akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, terutama dalam menyelenggarakan pemilu yang menjadi tujuan utama bagi pemerintahan sementara ini.
Sejarah juga mencatat bahwa pada April 2017, upaya pemakzulan terhadap Karki telah dilakukan oleh anggota parlemen saat ia menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung. Meskipun tertuduh melakukan keberpihakan, Karki berhasil bertahan dari upaya pemakzulan tersebut yang kemudian dikecam sebagai serangan terhadap lembaga peradilan.
Namun, gelombang protes besar meletus pada 8 September setelah pemerintah memberlakukan larangan penggunaan media sosial, meskipun larangan ini hanya berlangsung singkat. Para pengunjuk rasa, dominan oleh kalangan anak muda, mulai mengambil tindakan menentang korupsi dan kemiskinan yang merajalela. Protes yang semula damai kemudian berubah menjadi kerusuhan ketika para demonstran mulai menyerang gedung parlemen dan polisi memberikan respons dengan menembak.
Situasi semakin memanas ketika pada 9 September, para pengunjuk rasa mengalihkan amarah mereka dengan menyerbu dan membakar kantor presiden, Mahkamah Agung, serta beberapa kementerian penting. Kantor-kantor polisi tak luput dari serangan, begitu pun dengan bisnis dan rumah keluarga-keluarga terkait dengan elit politik yang dikenal sebagai “nepo kids”. Keadaan kembali kondusif setelah militer mengambil tindakan mengendalikan situasi pada malam Selasa (9/9), diikuti dengan dimulainya negosiasi antara para pengunjuk rasa, militer, dan presiden untuk membentuk pemerintahan sementara.