Pemerintah Timor Leste telah membatalkan rencana pengadaan mobil baru untuk anggota parlemen setelah demo massal di Dili. Demonstran membakar ban dan kendaraan pemerintah, memicu respons polisi dengan gas air mata. Namun, tekanan publik membuat pemerintah menyerah dan membatalkan rencana tersebut.
Meskipun demikian, aksi massa terus berlanjut dengan tuntutan yang meluas, termasuk penghapusan pensiun seumur hidup bagi anggota parlemen. Gaji anggota parlemen di Timor Leste jauh lebih tinggi dari rata-rata pendapatan warga negara, memicu kekecewaan di masyarakat.
Pada tahun 2008, rencana pembelian mobil senilai 1 juta dolar AS juga menuai penolakan, bahkan menimbulkan penangkapan terhadap beberapa mahasiswa. Cezario Cesar, salah satu tokoh aksi terbaru, mengkritik ketidakadilan yang dialami rakyat dan kurangnya akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan air bersih.
Demo massal ini menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil dan merugikan mereka. Secara keseluruhan, peristiwa ini mencerminkan ketegangan antara pemerintah serta masyarakat Timor Leste terkait masalah kesejahteraan dan keadilan.
