Pejabat senior kelompok Houthi memperingatkan kapal-kapal kargo di Laut Merah untuk menghindari perjalanan menuju Israel dan wilayah-wilayah pendudukan. Peringatan ini dikeluarkan setelah kelompok tersebut mengklaim melakukan serangan terhadap sebuah kapal tanker komersial beberapa hari sebelumnya.
Mohamed Ali al-Houthi, ketua komite revolusioner tertinggi Houthi di Yaman, mengatakan kapal-kapal harus menghindari perjalanan menuju Israel dan siapa pun yang melewati Yaman harus tetap menyalakan radio mereka dan segera menanggapi upaya komunikasi Houthi.
Dia juga memperingatkan kapal kargo agar tidak memalsukan identitas mereka atau mengibarkan bendera yang berbeda dengan negara pemilik kapal.
Sebagai solidaritas terhadap warga Palestina atas pembantaian oleh Israel di Jalur Gaza, kelompok Houthi menggunakan kendali mereka atas pesisir barat Yaman, termasuk pelabuhan seperti Hodeidah, untuk melancarkan serangan terhadap kapal yang mereka anggap terkait dengan Israel. Pada Sabtu (9/12/2023), mereka mengatakan akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Pada Selasa (12/12), kelompok Houthi mengaku mereka telah menyerang sebuah kapal tanker komersial Norwegia dengan sebuah rudal.
Kelompok tersebut mengatakan mereka menyerang kapal tanker, Strinda, karena mengirimkan minyak mentah ke Israel dan mereka melakukannya setelah awak kapal mengabaikan semua peringatan.
Pemilik kapal tanker, Mowinckel Chemical Tankers dari Norwegia, menjelaskan kapal tersebut sedang menuju Italia dengan muatan bahan baku biofuel, bukan minyak mentah. Mereka mengakui kunjungan sementara ke pelabuhan Israel yang dijadwalkan pada Januari, namun memilih tidak memberikan rincian pasca serangan di Laut Merah.
“Atas rekomendasi penasihat keamanan kami, diputuskan untuk merahasiakan informasi ini sampai kapal dan awaknya berada di perairan aman,” ungkap perusahaan tersebut, seperti dilansir The Guardian, Kamis (14/12).