Liputan6.com, Jakarta – Organisasi sosial kemanusiaan MER-C Indonesia menyatakan bahwa upaya sembilan relawannya menuju Kairo, Mesir, setelah selesai melakukan tugas di Gaza Selatan menjadi terhambat akibat invasi darat Israel ke Rafah.
“Yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini adalah dengan situasi yang terjadi sejak saat 6 Mei 2024 maka kesembilan relawan MER-C yang semestinya pada saat itu keluar kembali ke Kairo karena sudah selesai melakukan tugasnya di Gaza Selatan itu menjadi terganggu terhambat. Artinya, saat tim sudah bergerak menuju ke pintu perbatasan … kemudian kami mendapatkan informasi bahwa situasi di perbatasan menjadi sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan proses perlintasan, sehingga seluruh tim diminta kembali dan menunda proses keluar,” ujar salah seorang anggota Presidium MER-C yang juga merupakan Ketua EMT MER-C Indonesia Arief Rachman dalam konferensi pers pada Rabu (15/5).
“Itu juga berlaku untuk tim yang sedang bergerak menuju Rafah … diminta untuk putar balik.”
Lebih lanjut, Arief menuturkan bahwa hingga saat ini di Gaza Selatan masih ada tim ketiga EMT, yang terdiri dari satu dokter spesialis bedah plastik, satu dokter bedah ortopedi, satu dokter spesialis kedokteran keluarga, satu dokter umum, dan empat perawat.
“Ditambah lagi dengan tiga staf medis kami (MER-C), yang dua orang sebelumnya memang sudah berada di Jalur Gaza yang kemudian karena penyerangan di Gaza Utara ikut mengungsi ke Selatan. Jadi, total semua ada 12 orang yang masih ada di Gaza Selatan,” tutur Arief.
“Di Kairo saat ini ada tim keempat yang standby. Jadi, menunggu situasi di perbatasan seandainya memang situasi membaik katakanlah terjadi gencatan senjata permanen, situasi kondusif maka kemudian teman teman di tim keempat bisa bergerak masuk ke Rafah atau kalau kemudian sampai visa habis ternyata kondisi tidak menentu maka tim keempat ini akan kembali ke Indonesia.”
Tim keempat ini terdiri atas satu dokter spesialis kandungan, satu dokter spesialis bedah, satu orang dokter spesialis anestesi, satu orang dokter umum, satu dokter gigi, dan dua perawat.
“Perkembangan terbaru dari EMT yang berada di Kairo saat ini membatasi kapasitas maksimal dari kapasitas tim yang masuk, yaitu tujuh orang. Kalau yang dulu berangkat 11 orang boleh … sekarang maksimal tujuh,” ungkap Arief.