Piala Eropa 2024, Euro 2024, gempita gelaran olahraga besar di Jerman dikaitkan dengan peningkatan potensi ancaman teror dan gangguan siber karena invasi Rusia di Ukraina.
Kecemasan tentang terorisme di Eropa meningkat sejak serangan dari kelompok Islamic State atau ISIS di pusat perbelanjaan di Moskow, Rusia, akhir Maret lalu. Otoritas keamanan pun menjadi lebih waspada menjelang Piala Eropa 2024 di Jerman.
Dengan 51 pertandingan di 10 kota yang dihadiri jutaan pengunjung dan turis, penyelenggaraan turnamen sepak bola paling bergengsi di Eropa (mulai 14 Juni 2024 hingga 14 Juli 2024) menimbulkan risiko keamanan yang sangat besar. Menurut Hans-Jakob Schindler dari lembaga penelitian terorisme, Counter Extremism Project (CEP) di Berlin, risiko keamanan ini tidak bisa diukur dengan tepat.
Schindler mengatakan, “Musuh kita akan mencoba segala cara untuk mengganggu keamanan. Semua pihak akan memperhatikan Jerman selama turnamen berlangsung.”
Kecemasan semakin meningkat setelah ISIS mengeluarkan propaganda yang menunjukkan bahwa Piala Eropa 2024 bisa menjadi target serangan. Namun, Schindler tidak yakin bahwa serangan terkoordinasi akan diikuti oleh pengumuman publik.
“Anda tidak akan mengumumkan serangan yang rumit,” kata Schindler. “Tujuan dari propaganda semacam ini adalah menimbulkan ketakutan di negara-negara tertentu agar memotivasi individu untuk melancarkan serangan.”
Meskipun begitu, ajakan jihad oleh ISIS terhadap final Liga Champions Eropa di London, Inggris, tahun ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan.