portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Latihan Militer Gabungan China-Rusia Peace Mission 2005 Dimulai dengan Keterlibatan 10.000 Tentara pada Tanggal 19 Agustus

Latihan Militer Gabungan China-Rusia Peace Mission 2005 Dimulai dengan Keterlibatan 10.000 Tentara pada Tanggal 19 Agustus

“Tidak ada indikasi untuk bersatu membentuk aliansi strategis antara Moskow dan Beijing,” kata Robert Karniol, editor Asia-Pasifik untuk jurnal militer Jane’s Defense Weekly.

Namun, latihan tersebut menunjukkan adanya pergeseran kebijakan militer China dari fokus internalnya yang biasa, kata Karniol.

“Mereka semakin menerima solusi multilateral dan menerima pemahaman bahwa ada hal-hal yang dapat dipelajari dari latihan bersama negara lain,” katanya.

Latihan tersebut dilakukan di tengah hubungan yang menghangat antara kedua negara sejak berakhirnya Perang Dingin, didorong oleh kekhawatiran bersama tentang dominasi Amerika Serikat dalam urusan dunia dan kepentingan bersama dalam memerangi ekstremisme di Asia Tengah, AP mengutip pernyataan para analis.

Keduanya merupakan negara dominan dalam Organisasi Kerjasama Shanghai, yang mencakup empat bekas republik Soviet di Asia Tengah dan menambahkan Iran, India, dan Pakistan tahun 2005 sebagai pengamat. Perwakilan dari negara-negara organisasi tersebut telah diundang untuk menyaksikan latihan tersebut.

Pada pertemuan puncak Juli 2005, organisasi tersebut meminta Washington untuk menetapkan tanggal penarikan pasukan dari Asia Tengah, tempat pasukannya telah dikerahkan sejak setelah serangan 11 September 2001 untuk membantu mendukung operasi di negara tetangga Afghanistan.

Amerika Serikat telah mengatakan akan menarik pasukan dari Uzbekistan dan Kirgistan setelah operasi tempur di Afghanistan selesai. Namun, bulan lalu, Uzbekistan memerintahkan pasukan AS untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 180 hari.

Pemerintahan baru Kirgistan meminta evaluasi ulang pangkalan AS di negara itu, tetapi Menteri Pertahanan Donald H. Rumsfeld kemudian memperoleh jaminan bahwa pasukan Amerika dapat tinggal selama yang dibutuhkan untuk membawa stabilitas ke Afghanistan.

Amerika Serikat mengatakan telah diberitahu tentang latihan tersebut oleh Tiongkok dan Rusia, tetapi tidak mengirimkan pengamat.

“Kami berharap bahwa kegiatan apa pun yang dilakukan akan menjadi kegiatan yang akan memajukan apa yang kami yakini sebagai tujuan bersama semua orang untuk stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Sean McCormack di Washington. “Kami berharap apa pun yang mereka lakukan tidak akan mengganggu suasana saat ini di wilayah tersebut.”