Lumba-lumba di Pulau Jeju, Korea Selatan terancam oleh pariwisata berlebihan dan polusi. Sebanyak 120 lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik, yang merupakan spesies yang terancam punah, telah menjadikan pulau ini sebagai rumah mereka. Namun, populasi ini terancam karena sekitar 10 anak lumba-lumba telah mati tahun ini, meningkat dari satu kematian tahun sebelumnya. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lumba-lumba mati setelah lahir.
Para ahli memperkirakan bahwa kehadiran perahu wisatawan menyebabkan stres yang tak terbayangkan bagi lumba-lumba, terutama di kota Seogwipo yang merupakan kota wisata utama di pulau itu. Lumba-lumba menggunakan ekolokasi untuk berorientasi, namun kehadiran banyak perahu membuat mereka merasa terjebak dan mengalami stres berkelanjutan. Situasi ini menyebabkan kematian anak lumba-lumba, dimana induk lumba-lumba berusaha menyelamatkannya namun akhirnya menerima kematian bayi tersebut.
Ini menunjukkan bahwa pariwisata berdampak buruk pada kehidupan lumba-lumba di Pulau Jeju. Segera tindakan diperlukan untuk melindungi populasi lumba-lumba yang terancam ini sebelum terlambat.