Israel berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan warga sipil dari bahaya saat memerangi Hamas di Gaza, termasuk menjatuhkan selebaran yang memperingatkan mereka untuk melarikan diri, namun upaya meminimalkan korban jiwa tidak berhasil. Hal tersebut diakui langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Kamis (16/11/2023), dalam wawancaranya dengan CBS News.
“Setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi. Dan kami seharusnya tidak melakukan hal tersebut karena kami melakukan semua yang kami bisa untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya, sementara Hamas melakukan segalanya untuk membuat mereka berada dalam bahaya,” kata Netanyahu saat ditanya apakah menurutnya pembunuhan belasan ribu warga Palestina oleh Israel sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober akan memicu kebencian pada generasi baru, seperti dilansir The Straits Times, Jumat (17/11).
“Jadi, kami mengirimkan selebaran, (kami) menghubungi mereka melalui telepon seluler, dan kami mengatakan, ‘pergilah’. Dan banyak yang pergi.”
Israel mengklaim tujuan kampanye militernya adalah menghancurkan Hamas.
“Hal lain yang bisa saya katakan adalah kami berusaha menyelesaikan pekerjaan ini dengan meminimalkan korban sipil. Itulah yang kami coba lakukan, meminimalkan korban sipil. Namun, sayangnya, kami tidak berhasil,” ujar Netanyahu yang punya panggilan Bibi.
Warga sipil Palestina di Jalur Gaza menanggung beban terberat dari kampanye militer Israel sejak 7 Oktober, di mana pada hari itu serangan Hamas ke Israel selatan menewaskan setidaknya 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina yang berkedudukan di Tepi Barat menyatakan bahwa setidaknya 11.470 warga Gaza tewas akibat serangan balasan Israel sejak 7 Oktober. Adapun 4.707 di antaranya adalah anak-anak.
Pada Kamis, Angkatan Udara Israel menyebarkan selebaran di empat wilayah di Khan Younis, Gaza selatan, yang isinya meminta masyarakat mengungsi demi keselamatan mereka sendiri. Empat wilayah yang dimaksud adalah Khuzaa, Abassan, Bani Suhaila, dan Al Qarara.
Israel sebelumnya juga menggunakan selebaran di Gaza utara untuk memaksa warga sipil menyingkir, memicu pengungsian massal yang dikhawatirkan oleh banyak warga Palestina akan menjadi permanen. Fenomena eksodus ini membawa ingatan banyak orang pada peristiwa Nakba.