Duta Besar Iran Mohammad Boroujerdi mengecam liputan media Barat terkait kehidupan perempuan di negaranya.
“Pemberitaan di dunia, terutama oleh media Barat, menunjukkan kebenaran yang berbeda dari apa yang terjadi di lapangan,” kata Mohammad Boroujerdi dalam acara The Ambassador Liputan6.com, Kamis (16/11/2023).
Ia mencontohkan kasus seorang perempuan yang meninggal setelah diamankan oleh aparat. Menurut Boroujerdi, hasil rekaman dan catatan medis menunjukkan bahwa kematian perempuan tersebut bukan disebabkan oleh kekerasan, tetapi karena alasan lain. Demikian pula dengan kasus perempuan yang meninggal di dalam gerbong kereta bawah tanah, menurut Boroujerdi, hasil rekaman CCTV menunjukkan bahwa kejadian tersebut bukan karena tindakan aparat keamanan.
Boroujerdi juga menyatakan bahwa banyak negara melakukan propagnda negatif terhadap Iran karena negaranya menghadapi rezim Zionis Israel. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang dipengaruhi rezim Israel bertujuan untuk menciptakan opini publik yang keliru terhadap Republik Islam Iran.
Dalam konteks hegemoni media mainstream di dunia, Boroujerdi menegaskan bahwa pemberitaan meninggalnya seorang perempuan di Iran seringkali digambarkan sebagai pelanggaran HAM dan hak perempuan, padahal sebenarnya tidak demikian.
Pada artikel tersebut juga disertakan video mengenai Narges Mohammadi, seorang advokat hak perempuan di Iran yang berhasil meraih Penghargaan Nobel Perdamaian 2023 meskipun sedang dipenjara.
