portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Hamas Membebaskan 2 Sandera melalui Mediasi Qatar dan Mesir dengan Alasan Kemanusiaan

Hamas Membebaskan 2 Sandera melalui Mediasi Qatar dan Mesir dengan Alasan Kemanusiaan

Upaya diplomatik untuk membebaskan lebih dari 200 orang yang disandera oleh Hamas memiliki hasil pada Senin (23/10/2023), bersamaan dengan intensifnya serangan yang dilakukan terhadap Gaza.

Pada Senin malam, Hamas mengonfirmasi pembebasan dua wanita lanjut usia asal Israel, Yokheved Lifshitz (85) dan Nurit Yitzhak (79), yang juga dikenal dengan nama Nurit Cooper, atas alasan kemanusiaan. Pembebasan ini dilakukan atas mediasi dari Qatar dan Mesir.

Dalam pernyataan yang mengonfirmasi pembebasan ibunya, Sharone Lifschitz, putri Yokheved, seperti dilansir oleh The Guardian, Selasa (24/10) mengatakan, “Meskipun saya tidak dapat mengungkapkan kelegaan dengan kata-kata karena dia sekarang aman, saya akan tetap fokus pada pembebasan ayah saya dan semua orang – sekitar 200 orang yang tidak bersalah – yang masih menjadi sandera di Gaza.”

Setidaknya 220 orang diperkirakan masih disandera oleh Hamas di Gaza. Mereka telah diculik selama serangan yang dilakukan oleh kelompok militan pada Sabtu, 7 Oktober, yang juga menewaskan 1.400 orang di Israel.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menuntut pembebasan tanpa syarat atas semua sandera, sementara ia terus melanjutkan serangan terhadap Gaza. Menurut Hamas, serangan balasan Israel sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina.

Para pakar militer memperingatkan bahwa hampir tidak mungkin ada upaya militer untuk menyelamatkan para sandera berhasil. Lingkungan perkotaan yang hancur di Gaza, kehadiran sejumlah besar warga sipil, kurangnya informasi intelijen, dan tersebarnya lokasi-lokasi di mana para sandera diperkirakan ditawan akan membawa risiko yang tidak dapat diterima bagi mereka dan tim penyelamat.

“Tidak ada pengalaman menyelamatkan sandera dari Gaza di masa lalu,” kata Timor Israel, seorang veteran pasukan khusus Israel yang sekarang mengajar teknik penyelamatan sandera di Amerika Serikat (AS).

Para analis menilai bahwa Netanyahu terjebak antara janjinya untuk memusnahkan Hamas dan janjinya untuk membebaskan sandera dengan selamat.

“Israel menginginkan agar rakyatnya kembali, tetapi juga ingin memberikan pukulan telak terhadap Hamas hingga mereka tidak akan pernah bisa pulih. Kedua tujuan ini mungkin bertentangan. Jika mereka ingin agar para sandera kembali, mereka harus bernegosiasi,” kata HA Hellyer dari Carnegie Endowment for International Peace di Washington DC dan Royal United Services Institute di London.

Pada 20 Oktober, Hamas juga membebaskan dua sandera yaitu Judith Tai Raanan (59) dan Natalie (17). Keduanya adalah ibu dan anak yang memegang kewarganegaraan ganda Israel-AS.

Exit mobile version