Serangan Lebanon terjadi saat upaya yang terhenti untuk mengakhiri perang di Gaza tampaknya mendapatkan momentum baru.
Perang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.206 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.
Kampanye pembalasan Israel di Gaza telah menewaskan 42.847 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, data yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
Upaya sebelumnya untuk menghentikan perang telah gagal, meskipun Amerika Serikat telah menyuarakan harapan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar minggu lalu dapat menjadi pembuka untuk sebuah kesepakatan.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa delegasi dari pimpinan kelompok yang bermarkas di Doha membahas “gagasan dan usulan” terkait gencatan senjata Gaza dengan pejabat Mesir di Kairo pada hari Kamis.
“Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk menghentikan pertempuran, tetapi Israel harus berkomitmen pada gencatan senjata, menarik diri dari Jalur Gaza, mengizinkan kembalinya orang-orang yang mengungsi, menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan yang serius dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata pejabat itu, menegaskan kembali posisi kelompok Islamis tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia menyambut baik kesiapan mediator Mesir untuk mencapai kesepakatan “untuk pembebasan para sandera” yang masih ditahan oleh militan di Gaza.
Setelah pertemuan di Kairo, Netanyahu memerintahkan kepala badan mata-mata Israel Mossad untuk berangkat ke Qatar pada hari Minggu untuk “memajukan serangkaian inisiatif yang ada dalam agenda”, kata kantornya.
Qatar, Mesir, dan AS telah lama mencoba memediasi gencatan senjata dalam perang Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin Qatar di Doha pada hari Kamis (24/10) dalam perjalanannya yang ke-11 ke wilayah tersebut sejak dimulainya perang Gaza.