Perwakilan komunitas Yahudi Brazil mengutuk pernyataan itu sebagai “salah”, “tidak adil” dan “berbahaya.” Mereka menambahkan bahwa pernyataan itu “menempatkan Israel dan Hamas pada level yang sama”. Mereka membela upaya “yang terlihat dan terbukti” dari otoritas Israel “untuk menyelamatkan warga sipil Palestina.”
“Komunitas kami mengharapkan keseimbangan dari pemerintah kami,” kata Konfederasi Israel di Brasil dalam pernyataan. Organisasi tersebut mengklaim mewakili sekitar 120.000 orang Yahudi Brasil, komunitas terbesar kedua di wilayah itu.
Pada 7 Oktober, pejuang Hamas menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut pejabat Israel. Tentara Israel memperkirakan sekitar 240 orang juga telah disandera kelompok tersebut. Sejak itu, Israel menggempur Gaza tanpa henti, menewaskan sekitar 11.240 orang, sebagian besar warga sipil, termasuk 4.630 anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di sana.
Israel membantah sengaja menarget rumah sakit. Mereka menuduh Hamas menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut, atau terowongan-terowongan di bawahnya, sebagai tempat persembunyian. Klaim ini dibantah kelompok militan Islam tersebut.
Komentar Lula muncul saat ia menyambut 22 warga Brasil dan 10 anggota keluarga mereka di Brazilia yang meninggalkan Gaza pada Minggu melalui perbatasan darat dengan Mesir, setelah lebih dari sebulan menunggu di zona konflik. Lula memuji kedatangan para pengungsi, yang menurutnya merupakan “puncak kerja serius yang dilakukan banyak orang.”