Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali mengadakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP). CIFP adalah konferensi tahunan FPCI yang telah memenangkan penghargaan sebagai konferensi kebijakan luar negeri terbesar di dunia pada tahun 2016, oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dengan jumlah peserta melebihi 11.000 orang pada tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19), konferensi ini merupakan satu-satunya konferensi kebijakan luar negeri nasional di Indonesia yang mempertemukan pemangku kebijakan, Menteri, tokoh publik, diplomat, selebritas, jurnalis, pakar, mahasiswa, dan tokoh-tokoh terkemuka di berbagai sektor.
“Hanya ada satu konferensi nasional mengenai politik luar negeri di Indonesia, yaitu Conference on Indonesian Foreign Policy. CIFP adalah konferensi politik luar negeri terbesar di dunia dan ini semua adalah inisiatif dan hasil kerja keras para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia,” ujar Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia menurut keterangan tertulis dari FPCI yang diterima Kamis (30/11/2023).
“CIFP adalah forum yang memberikan ruang bersama bagi pemimpin, menteri, diplomat, duta besar, pengusaha, selebriti, mahasiswa, pakar, peneliti, dan wartawan. Ini merupakan sebuah festival diplomasi akbar yang penuh dengan sesi-sesi berbobot dan penuh dengan peluang untuk melakukan networking,” jelas Dino.
Tema CIFP 2023 adalah “From Non-Alignment to Creative Alignments”. Tema ini mencerminkan pentingnya merespons realita baru di mana politik luar negeri bebas aktif Indonesia di abad ke-21 perlu secara kreatif merintis, membangun dan memelihara berbagai alignments (bukan aliansi) dengan negara-negara dari timur, barat, utara, dan selatan baik untuk kepentingan nasional Indonesia, kawasan, dan global.