Steinmeier menyebutkan bahwa Qatar telah menggunakan pengaruhnya di kawasan dan juga Hamas untuk memediasi kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai. Pernyataannya merujuk pada gencatan senjata yang diperantarai oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), yang telah menyebabkan jeda tujuh hari dalam pertempuran antara Hamas dan Israel serta pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Hingga Kamis, sejumlah 73 warga Israel, termasuk warga dengan dwi kewarganegaraan, telah dibebaskan oleh Hamas selama gencatan senjata enam hari bersama dengan 24 sandera lainnya, yang terdiri dari 23 warga Thailand dan satu warga Filipina.
Hingga saat ini, Israel telah membebaskan total 210 tahanan Palestina.
Perang antara Hamas dan Israel dimulai sejak 7 Oktober, di mana Hamas menyerbu bagian selatan Israel. Israel mengklaim bahwa Hamas telah menewaskan setidaknya 1.200 orang dalam serangan tersebut dan menyandera 240 lainnya.
Israel kemudian melancarkan serangan besar-besaran sebagai respons, menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina di Jalur Gaza.
Qatar menjadi perhentian terakhir dari tur Steinmeier ke Timur Tengah. Baik pejabat Qatar, Steinmeier, maupun pejabat Jerman tidak mengomentari insiden diplomatik yang terjadi pada Rabu.
